Menurut Sendjaja (2002), konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience.
Menurut Tan dan Wright dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.
Menurut Bittner (1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melaui media massa pada sejumlah besar orang.
Menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988), komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diperoleh secara massal/tidak sediki itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.
Menurut Josep Devito dalam Karlimah, Soemirat dan Komala (2007), definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang yang dimaksud dengan massa, serta tentang media yang digunakannya, Devito mengemukakan definisinya dalam dua hal, yaitu :
- Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, ini berarti khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.
- Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan/atau visual.
- Berdasarkan definisi komunikasi massa diatas, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai salah satu tipe komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audience (khalayak) yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara bersamaan dan pada waktu yang sama.